Workshop Cara Pembelajaran Menyenangkan di SMK Kesehatan Purworejo Hadirkan BBPPMPV

KORANJURI.COM – SMK Kesehatan Purworejo menggelar Workshop Pembelajaran Guru di Sekolah, Sabtu (18/11/2023), yang diikuti oleh semua guru.

Menghadirkan narasumber dari Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Seni dan Budaya Yogyakarta Dr Dwi Yunanto, M.Pd., workshop juga dihadiri Pengawas SMK dari Cabdin Pendidikan Wilayah VIII Jateng Bani Mustofa, S.Pd., M.Pd.

Dwi Yunanto menyebut, dengan adanya workshop ini diharapkan peserta ada perubahan, baik itu perubahan mindset, perubahan pelayanan maupun perubahan pendampingan terhadap anak didik.

Disampaikan, peran guru juga diharapkan optimal dalam peran pembelajaran, baik itu sebagai fasilitator, dinamisator, sehingga proses KBM bisa berjalan dengan lancar. Dalam perannya ini, ada kooperatif learning sehingga siswa tahu apa yang diajarkan gurunya.

Dwi mendorong para guru di akhir sesi pelajaran diharapkan ada refleksi sekitar 10 menit supaya dapat memunculkan simpul-simpul kognisi atau stimulus di otak sehingga anak didik tahu apa yang diajarkan gurunya.

Untuk meningkatkan kompetensi anak maupun guru apakah diterima atau tidak di KBM, kata Dwi, itulah yang harus disiapkan di akhir sesi, semata-mata dilakukan untuk memberi informasi, tanya jawab maupun kesempatan. Karena indikator dari paham ini tidak sekedar paham, tapi anak didik bisa menceritakan/menjelaskan.

“Sehingga anak-anak bisa dijadikan sebagai obyek ataupun subyek, supaya pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan,” terang Dwi.

Untuk penugasan terhadap siswa jangan hanya dilakukan secara berkelompok, tapi juga dilakukan secara individu. Hal ini perlu dilakukan supaya anak mendapatkan pengalaman belajar yang sama agar menguatkan jaring-jaring kognisi/kemampuan/pengetahuan anak sehingga mereka akan mendapatkan ilmu secara benar.

“Tempat duduk juga bisa diatur sedemikian rupa supaya terjadi proses pembelajaran yang menyenangkan,” ungkap Dwi.

Juga disampaikan, bagaimana supaya guru bisa menjadi guru yang bisa benar-benar mengilhami. Cara ini bisa dilakukan guru dengan memberikan pendampingan secara leluasa kepada siswa sampai proses pembelajaran berakhir.

“Dengan pendampingan secara optimal ini nantinya materi-materi yang disampaikan akan lebih mudah diterima siswa. Jadi tidak diperkenankan guru mengajar hanya sebatas mengajar,” kata Dwi.

Menurut Kepala SMK Kesehatan Purworejo Nuryadin, S.Sos., M.Pd., workshop yang digelar merupakan bagian dari program SMK PK skema reguler lanjutan 2023.

“Karena guru dituntut untuk kreatif dan inovatif di era milenial ini, supaya anak-anak merasa senang dalam mengikuti pembelajaran di sekolah,” ujar Nuryadin, terkait tujuan dari workshop tersebut.

Harapan dari kegiatan ini, kata Nuryadin, agar guru bisa lebih paham lagi tentang bagaimana pembelajaran yang menyenangkan, kaitannya dengan kurikulum merdeka.

Karena, jelas Nuryadin, banyak anak-anak butuh perhatian dan pendampingan. Diketahui, anak-anak di Indonesia yang safety dari sisi keluarganya hanya 10-30 persen. Sisanya, keluarganya bermasalah.

“Banyak anak yang di keluarga dan lingkungannya tidak merasa nyaman atau menyenangkan. Jadi ketika di sekolah, jangan sampai menjadi tempat yang tidak menyenangkan pula,” terang Nuryadin.

Menurutnya, jika dari ketiga elemen tersebut, keluarga, lingkungan dan sekolah sudah tak menyenangkan serta tidak bisa memberikan pengayoman, perlindungan dan wadah untuk berkreasi dan inovasi, maka anak-anak akan melampiaskannya dengan hal-hal yang negatif.

Disampaikan, bahwa guru-guru di sekolahnya dalam mengajar dan mengelola sekolah ini betul-betul inovasi dan keunggulan yang dibangun, bukan lagi pada sarana, fasilitas atau lulusan, karena semuanya sudah dicapai.

“Tapi keunggulan yang kita bangun kedepan adalah The Best Proces, bukan The Best Input, serta sekolah yang memanusiakan manusia agar siswa merasa nyaman/menyenangkan di sekolah,” sebut Nuryadin. (Jon)

Baca Artikel Lain KORANJURI di GOOGLE NEWS

Please follow and like us:
0
Spread the love
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
soloraya koranjuri

FREE
VIEW