KORANJURI.COM-Peresmian Posko Seknas( Sekretarian Nasional ) Pemenangan Prabowo – Sandi di Surakarta di anggap wajar oleh ketua tim advokasi bidang hukum Jokowi Centre Jawa Tengah yang juga tokoh masyarakat kota Solo, Kusuma Putra, SH, MH.
‘ Untuk memenangkan pilpres sangat wajar jika tim pemenangan mendirikan posko pemenangan di daerah yang menjadi basis perolehan suara,khususnya di Jawa Tengah yang merupakan kantong suara terbesar di Jawa, selain Jawa Barat dan Jawa Timur ‘ Kata Kusuma dalam keteranganya
Akan tetapi sebut Kusuma, khususnya di Jawa Tengah yang notabene merupakan kantong suara terbesar bagi partai besutan Megawati Soekarnoputri, Kusuma percaya, kader partai tidak akan merubah pilihanya untuk pasangan nomer urut 1, Jokowi – Ma’ruf Amin.
Bahkan perolehan suara di Jawa Tengah olleh Kusuma ditargetkan mampu memperoleh 85% suara untuk Jokowi – Ma’ruf Amin.
Selama ini ungkap Kusuma, kubu sebelah hanya berpatokan pada hasil Pilgub yang berselisih tipis perolehan suaranya antara Ganjar – Yasin dan Sudirman – Ida.
Hengkangnya sebagian kader PAN di Sumetara, serta surat terbuka pendiri PAN kepada Amin Rais untuk mundur menjadi contoh, jika Pilgub, Pileg dan Pilpres masing masing memiliki rasa yang berbeda, meski berada dalam satu paket kemasan.
‘ Hal ini kerap tidak pernah disadari oleh banyak politisi dan para relawan ‘ Jelasnya
Masih menurut penjelasan Kusuma, banyaknya isu yang memojokan Presiden Jokowi dari mulai kriminalisasi ulama, kemiskinan, antek asing aseng, isu PKI dan isu isu lainya, bagi Kusuma justru semakin menaikan hasil.survei popularitas pasangan nomer urut 1.
Hal itu terbukti dari hasil poling berbagai lembaga survei yang menempatkan Jokowi – Ma’ruf di urutan pertama.
Keberhasilan survei tidak serta merta membuat tim pemenangan berbesar hati, justru tim dan para relawan harus bekerja keras memasang bamper menangkis isu miring yang kerap dilontarkan kepada Jokowi dengan data dan fakta hasil kerja yang sudah di capai Pemerintah.
Selama ini lanjut Kusuma, kubu sebelah tidak memiliki celah untuk menjatuhkan Jokowi, sehingga Pilpres 2019 merupakan pertarungan klimak antara dua kubu.
Capaian keberhasilan pemerataan harga BBM, pembangunan infrastruktur yang menyambung dari sabang sampai merauke, tol trans Jawa yang tersambung di era Pemerintahan Jokowi, kepemilikan 51% saham Freport, fundamental ekonomi yang kuat dan segudang prestasi lain tegas Kusuma harus masiv di suarakan di masyarakat.
Beberapa program yang masih mandeg dan belum maksimal memang diakui masih ada, karena tidak mungkin membenahi negara sebesar Indonesia hanya dalam kurun waktu lima tahun.
Presiden Jokowi bukan Bandung Bondowoso yang mampu menciptakan seribu candi hanya dalam waktu semalam.
Puluhan ribu pulau menjadi perhatianya, ratusan juta rakyat butuh perhatianya.
Oleh karena itu dengan adanya pembangun dasar kesejahteraan di periode pertama ini, di periode ke dua nantinya akan mampu melejitkan perekonomian dan kemakmuran rakyat Indonesia.
Peran serta para relawan mengkampanyekan prestasi harus masiv door to door, jangan sampai terhenti pada batas deklarasi dan seremonial saja, tidak ada tindak lanjutnya.
Dii akui, hal itu justru akan menghambat proses konsolidasi diantara para relawan.
Di tambahkan Kusuma, belum adanya Posko Induk Relawan pemenangan Jokowi – Ma’ruf membuat para relawan Jokowi di Soloraya saat ini hanya bekerja di tingkat internal masing masing para relawan.
Padahal lanjut dia, koordinasi yang kuat seluruh relawan berada dalam satu barisan komando memenangkan Jokowi – Ma’ruf Amin sangat penting harus segera di lakukan.
Gotong royong, kebersamaan dan persatuan adalah kunci untuk menang.
Sehingga pendirian Posko induk Pemenangan untuk relawan perlu dan mendesak harus segera di laksanakan.
Apalagi kubu sebelah saat ini sudah mendirikan Posko pemenangan di Soloraya, yang pastinya akan di susul posko posko lain di Jawa Tengah.
Berkaca pada Pilpres 2014 dimana di kampung kampung banyak mendirikan posko pemenangan para relawan.
Dan faktanya, Jokowi mampu memenangkan Pilpres 2014.
Padahal beliau berangkat bukan dari kalangan orang partai.
Hal itu menunjukan jika kekuatan koordinasi di lapangan para relawan sangat penting, serta memiliki andil besar meraih suara para pemilih, pungkasnya./ Ttk