KORANJURI.COM- Keinginan para pedagang yang ingin tetap berjualan setiap hari minggu di sekitar stadion Manahan Solo rupanya masih belum berujung kejelasanya.
‘ Karena menunggu keputusan dari Walikota Solo.’ Hal tersebut di katakan oleh Subagyo, Kepala Dinas Pengelolaan Pasar pada saat bertemu dengan para pedagang Sunday market yang tergabung dalam SPMPM ( Serikat Pedagang Minggu Pagi Manahan ) di balaikota Senin pagi (25/7 ).
Selain Kepala Dinas Pasar, dalam audiens tersebut di hadiri juga kepala satpol PP, UPTD dan Ka Dishubkominfo.
’ Tim yang terdiri dari kepala suku dinas mewakili Walikota Solo yang siang itu berhalangan hadir karena tengah rapat dengan DPRD, menyoal adanya pembahasan anggaran perubahan ‘ Terang Bagio kepada para pedagang
Puluhan pedagang yang mewakili lebih dari 1500 para pedagang Sunday market menyampaikan uneg unegnya menyangkut kejelasan nasib mereka, paska di keluarkanya ketetapan Walikota perihal di liburkanya para pedagang selama lima pekan.
‘ Ketetapan tersebut berisi tiga butir keputusan Walikota diantaranya, meliburkan para pedagang Sunday Market selama 5pekan, tidak di berikan tempat pengganti bagi para pedagang untuk berjualan, serta akan mengambil keputusan di kemudian hari setelah libur lima pekan berjalan ‘ Kata Bagio menyampaikan keputusan Walikota Solo
Sementara itu melalui ketuanya para pedagang menyampaikan agar nasib mereka di perhatikan oleh Walikota Solo, menyoal tempat untuk mengais rejeki. Pedagang beralasan, jika hasil dari Sunday market menjadi tumpuhan bagi keluarga mereka.
‘ Sembilan puluh persen para pedagang menggantungkan hidup dari Sunday Market ‘ kata Yuli, ketua SPMPM menyampaikan keluhanya.
Dalam pertemuan tersebut para pedagang meminta kejelasan tempat mereka berdagang usai libur lima pekan telah berjalan. Pedagang berkeinginan, agar mereka tetap di ijinkan berjualan di sekitar stadion Manahan di sisi sebelah utara Stadion Manahan. Alasanya, libur dua pekan saja para pedagang sudah kesulitan menghidupi keluarganya apalagi sampai lima pekan.
Pemkot beralasan, di liburkanya para pedagang karena stadion Manahan akan di pakai untuk pameran alutsista dalam rangka Hari Kebangkitan Teknologi, yang rencanaya akan di hadiri oleh Presiden Jokowi.
Sementara itu pembina SPMPM Kusuma Putra berharap agar Pemerintah kota Solo tetap memperhatikan nasib para pedagang. Kusuma beralasan, Sunday Market tidak hanya menjadi destinasi wisata, tetapi juga membangkitkan sektor ekonomi kreatif di tengah suramnya daya beli masyarakat untuk saat ini.
Sunday market bisa menjawab persoalan tersebut, karena harga yang di tawarkan para pedagang memang relatif murah dan bisa di jangkau oleh semua lapisan. Jika di kelola dan di tata dengan baik lanjut Kusuma, Sunday Market bisa menjadi aset wisata sekaligus penyumbang PAD bagi pemerintah kota Solo.
Jika pengelolaan tersebut di lakukan dengan managemen yang baik, Kusuma yakin, Sunday Market bisa menjadi salah satu kreatifitas pasar wisata di kota Solo.
‘ Integrasi pasar wisata, olah raga dan budaya yang di miliki warga masyarakat kota Solo ‘ Terang Kusuma
Di tambahkan Kusuma, Pemkot Solo harus bisa membedakan antara Sunday Market dengan pedagang selter atau kios yang harus memiliki Surat Hak Penempatan, yang notabene hak tersebut diperuntukan bagi warga kota Solo. Berbeda dengan Sunday market yang dianggapnya sebagai pedagang oprokan, seminggu sekali mereka berjualan.
Oleh karena itu pembina SPMPM berharap, Pemkot Solo tidak mempersoalkan adanya beberapa pedagang yang datang dari luar daerah kota Solo turut berdagang di Sunday Market.
‘ Toh ada juga warga Solo yang berdagang di luar daerah kota Solo pada saat yang berbeda seperti di Sunday Market’ Imbuhnya
Pertemuan yang berlangsung sekitar dua jam, berakhir tanpa ada kejelasan soal nasib para pedagang. Karena tim yang mewakili Walikota pada pertemuan tersebut tidak berani memberikan jawaban permohonan dari para pedagang, tim harus menunggu kebijakan Walikota menyangkut permohonan yang diajukan oleh pedagang ke Pemkot Solo. / Jk