Di sejumlah desa, ternyata terjadi minim pendaftar. Hal ini menjadikan, banyak cakades yang bersaing dengan istri sendiri. Salah satunya, di Desa Popongan, Banyuurip, dengan Cakades Miftachuzzaman dan istrinya,
Siti Sofiyah Robiatun.
“Hingga kurang satu hari akhir pendaftaran, tidak ada pendaftar cakades yang masuk. Di hari itu pula, saya dan istri sama-sama mendaftar,” papar Miftach, Kamis (24/1).
Miftach sendiri, merupakan cakades petahana, periode 2013-2019. Dia punya niat lagi maju dalam Pilkades, karena sebagian dari warga Popongan menghendakinya. Karena sesuai aturan Cakades tidak diperbolehkan melawan kotak kosong, maka Miftach mengajak istrinya.
Layaknya persaingan dalam sebuah pencalonan, keduanya juga memiliki visi misi, untuk menarik massa dalam Pilkades. Miftach memiliki visi menuju desa Popongan yang lebih baik dan agamis. Sementara istrinya sendiri memiliki visi, menuju Desa Popongan yang berkemajuan dalam segala bidang.
“Meski bersaing dengan istri sendiri, saya optimis menang,” ujar Miftach.
Keoptimisan Miftach, juga bukan tanpa sebab. Dari pengakuan sejumlah warga, mereka mengakui, banyak kemajuan yang dicapai selama Desa Popongan dipimpin Miftach.
“Secara administrasi dan keuangan desa, lebih transparan. Pembangunan secara fisik, juga dilakukan secara merata,” kata Bejo Suyanto, salah satu warga. (Jon)