KORANJURI.COM- Mengusung konsep budaya panggung spektakulernya wong cilik, Eko Reog, koreografer panggung seni budaya relawan JADI ( Jokowi Amin Daulat Indonesia ) rencananya akan menampilkan kemegahan tari Gambyong 3WMP, Lengger dan Tari Satria Praja yang dikolaborasikan dengan reog Ponorogo.
‘ Closing Opening seremonial, reog Ponorogo akan terus mengiringi acara deklarasi JADI ‘ Kata Eko dalam keteranganya
Koreografer sanggar seni Gendewo Pinentang besutan Liedwina Anita Octaviora S.Sn, M.Sn tersebut lebih jauh menambahkan, tata panggung di kesankan layaknya kehidupan wong cilik .
‘ Jauh dari kesan mewah dan megah, namun tidak mengurangi nilai budaya yang di tonjolkon dalam visi deklarasi JADI, yakni wadah berkumpulnya wong cilik mendukung Jokowi – Ma’ruf Amin.’ Jelasnya
Eko menyebut, di usungnya tari Gambyong 3WMP menjadi bagian dari kolaborasi, di karenakan pesan yang di sampaikan seperti visi misi pembangunan kota Solo sebagai kota Budaya di dalam mewujudkan masyarakat Wasis, Waras, Wareg, Mapan lan Pangan ( 3WMP )
‘Jika 3WMP terpenuhi maka kesejahteraan tentunya akan terwujud ‘ Jelas pria yang akrab di panggil mbah Singo oleh para teman sejawatnya.
Namun kesejahteraan tentu saja sulit di wujudkan jika tidak memiliki semangat kerja seperti yang di simbolkan dalam reog Ponorogo dan Tari Satriya Praja.
Semangat generasi muda pembawa perubahan, seperti sosok seorang Jokowi yang lahir dari kalangan rakyat jelata, tetapi mampu membawa perubahan besar bagi bangsa dan negara Indonesia.
Di tambahkan Eko, dua pertiga pendapa Mandala Joglo Sriwedari akan di jadikan panggung spektakuler seni budaya deklarasi JADI.
Di pilihnya Sriwedari sebagai acara deklarasi tak lepas dari sejarah Sriwedari yang menjadi cikal bakal ruang berkreasi para seniman dan budayawan.
Oleh sebab itu Eko berharap untuk para relawan pendukung Jokowi- Amin, ‘ Ojo isin isin, Ojo tanggung tanggung untuk hadir dalam deklarasi relawan JADI’.
Senada dengan Eko, deklarator relawan JADI BRM Kusuma Putra mengatakan, JADI adalah wadah para relawan berbagai lapisan masyarakat untuk menyalurkan aspirasi hak politiknya mendukung paslon 01.
Di dalamnya tidak hanya berisi komunitas dan paguyuban wong cilik, tetapi para seniman, spiritual, akademisi, kaum milenial hingga para pengayuh becak bersatu dalam relawan JADI.
Kusuma katakan, jika selama ini budaya kerap di simpulkan sulit bersatu dengan politik, tidak demikian dalam acara deklarasi relawan JADI.
‘ Justru budaya menjadi ruang ekspresi bebas bagi para seniman dan wong cilik di dalam menyampaikan kritik dan aspirasi politiknya demi kemajuan bangsa dan negara Indonesia’ Pungkas Kusuma dalam keteranganya/ Jk
.
