KORANJURI.COM – Ratusan Ogoh-ogoh diarak pada malam Pengerupukan atau malam menjelang Nyepi, Senin, 27 Maret 2017. Warga bergerak dari masing-masing banjar dengan 9 titik kumpul menuju pusat Kota di Lapangan Puputan Badung.
Sejak sore, ratusan boneka raksasa sudah dipajang di sepanjang jalan yang akan dilalui pawai. Warga memulai kirab sekitar puku 17.00 wita.
“Selain parade di beberapa banjar juga mengadakan lomba ogoh-ogoh. Setelah dilombakan mereka akan menuju titik nol di Lapangan Puputan Badung,” jelas Kapolsek Denpasar Barat, Kompol Wisnu Wardana.
Tradisi yang dilakukan sehari menjelang Hari Raya Nyepi di Bali ini, selalu menarik perhatian wisatawan domestik maupun mancanegara. Bahkan menjelang perayaan Nyepi, beberapa hotel di wilayah Kuta sempat mengalami lonjakan permintaan kamar. Tingkat okupansi mencapai 85 persen.
Sementara di Kabupaten Badung, parade Ogoh-ogoh terpusat di Mengwi. Namun kawasan wisata seperti di Kuta juga menjadi pusat titik kumpul warga untuk mengarak boneka raksasa yang melambangkan perwatakan negatif itu.
Bupati Kabupaten Badung, I Nyoman Giri Prasta mengatakan, demi kelancaran dan keamanan situasi, pihaknya telah memberikan himbauan hingga ke tingkat banjar untuk tidak mengkonsumsi minuman keras saat pawai ogoh-ogoh.
“Kalau terjadi sesuatu akibat miras, kita sudah berkoordinasi dengan kepolisian. Kami sudah lakukan himbauan terkait konsumsi miras,” jelas Giri Prasta.
Pada malam Pengerupkan kali ini jumlah ogoh-ogoh yang diarak mencapai 7.079 buah dan tersebar di seluruh Bali.
Jud