KORANJURI. COM – Mengungkapkan rasa syukur dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Indonesia ke 71th tidak hanya di lakukan dengan cara menggelar malam tirakatan , serta upacara pengibaran bendera merah putih tepat pada tanggal 17 Agustus.
‘ Namun ungkapan wujud rasa syukur akan lebih terasa lengkap, jika di lakukan dalam bentuk pemberian sedekah ’ Wilujengan Kamardikan’.Jelas M.Husni, Ketua Rukun Warga 01 Kalurahan Baluwarti
Lebih jauh ia menambahkan, Wilujengan Kamardikan’ wujud nyata rasa keikhlasan warga Langensari di lingkungan RW 01 Kalurahan Baluwarti dalam rangka mengungkapan wujud rasa syukur. Dalam Wilujengan Kamardikan’, warga Langensari menyajikan berbagai macam bancakan yang telah mentradisi di dalam adat masyarakat Jawa.
‘ Seperti nasi bancakan, nasi wudug, jajan pasar anak, jajan pasar pala pendem, pala sampar dan jajan pasar pala gantung serta sesaji bancakan lainya’ Jelasnya
Di katakan Husni, budaya ini sebenarnya tradisi para leluhur yang di gali kembali bertepatan pada hari kemerdekaan bangsa Indonesia, dalam rangka mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Ungkapan rasa syukur juga kepada alam semesta raya dan para leluhur yang telah mewarisi bangsa ini sebuah kemerdekaan. Di harapkan menurut Husni, dengan adanya ‘ Wilujengan Kamardikan’ bangsa Indonesia senantiasa sejahtera loh jinawi, di jauhkan dari segala marabahaya, khususnya warga Langensari dan sekitarnya.
Tradisi yang di gelar setahun sekali ini lebih dulu di lakukan dengan acara kirab mengelilingi Kraton Kasunanan Surakarta. Setelah prosesi kirab, di lanjutkan dengan upacara ritual umbul mantram di bangsal Langensari, kemudian di tutup dengan pagelaran pentas kethoprak bocah oleh anak anak warga Langensari.
Banyak makna bisa diambil dari pegelaran budaya ini, selain menyatukan segala perbedaan dengan budaya, dalam Wilujengan Kamardikan terbangun rasa kebersamaan, gotong royong dan persatuan. Segala perbedaan akan menyatu dalam kebhinekaan tunggal ika./ Jk
