KORANJURI.COM- Dalam rangka menjaga kedamaian dan keselaran alam semesta jelang perayaan Nyepi tahun baru Saka 1939, umat Hindu Propinsi DIY menggelar upacara Wanakrti, Minggu ( 26/2/2017) di hutan adat Wanasadi, Beji, Ngawen Gunung Kidul.
‘ Wanakrti sebagai upaya umat Hindu menjaga kelestarian hutan dalam rangka menjaga energi prana bagi keseimbangan alam semesta ‘ Kata Krisna, Bimas Hindu Kanwil Propinsi DIY
Di tambahkan Krisna, upacara Wanakerti tahun ini pertama kalinya di gelar di hutan adat Wanasadi, sebelumnya Wanakerti selalu di laksanakan di hutan gunung gambar, Ngawen.
‘ Selain di hutan adat Wanasadi, upacara Wanakrti juga di laksanakan di lereng gunung Merapi, di desa asal mbah Marijan dengan menanam sebanyak dua ribu pohon ‘ Terangnya
Upacara Wanakerti di hutan adat Wanasadi di hadiri ratusan umat Hindu dharma dari berbagai daerah di seluruh DIY. Selain mengungkapkan wujud rasa syukur kepada alam semesta, pada upacara Wanakerti juga di lakukan penanaman pohon, pelepasan burung dan ikan di hutan adat Wanasadi.
‘ Upacara tersebut di maknai sebagai cara mengembalikan keseimbangan isi alam semesta, dengan cara memberi kehidupan yang baru di bumi pertiwi dan angkasa’ Terang Bimas Hindu DIY
Dipilihnya hutan adat Wanasadi di Desa Beji kata Krisna bukan tanpa alasan, pasalnya hutan adat Wanasadi dianggap sebagai hutan keramat petilasan Pangeran Onggoloco, putra Prabu Brawijaya V. Nama Wanasadi sendiri memiliki arti hutan keramat, oleh karena itu sampai sekarang tak satupun warga yang berani mengusik apalagi merusak isi yang ada di dalam hutan.
Di kisahkan, hutan adat Wanasadi pada jaman dahulu di kenal sangat angker, tempat bersemayamnya para jin, setan, banaspati, periangan ilu ilu. Jalma mara jalma mati, manusia yang masuk kedalam hutan dipastikan tidak akan bisa keluar lagi, hilang tak di ketahui rimbanya.
Sampai akhirnya datanglah rombongan garwa selir Prabu Brawijaya V yang bernama Dewi Rararesmi bersama dua orang anaknya yang bernama Pangeran Onggoloco dan Gading mas, keduanya adalah senopati perang Kerajaan Majapahit.
Kedatangan rombongan Rararesmi di hutan Wanasadi atas petunjuk wishik ghaib guna mencari tempat bermukim para pengikutnya pasca runtuhnya Majapahit oleh Demak.
Di Hutan Wanasadi, Pangeran Onggoloco babat alas agar para mahkluk ghaib penunggu hutan tidak mengganggu manusia. Pertarungan Onggoloco dengan para mahkluk ghaib akhirnya di menangkan oleh Pangeran Onggoloco. Para jin yang berhasil di kalahkan tidak mau pergi dari hutan Wanasadi, tetapi memilih berdiam di sumber mata air di dalam hutan.
Raja jin penunggu hutan Wanasadi kemudian di kenal dengan nama Gadung Melati, sedangkan tempat bersemayamnya Pangeran Onggoloco berada di atas tanah lapang tinggi di dalam hutan Wanasadi./ Jk