KORANJURI.COM – Setelah di temukan beberapa pekan yang lalu, situs purbakala di Desa Giriroto akhirnya di eskavasi oleh pihak dinas terkait, dalam hal ini Balai Pelestarian Cagar Budaya Prambanan Jawa Tengah di bantu oleh penduduk sekitar pada proses penggalian, untuk penelitian dan penyelamatan situs.
Sebelum proses eskavasi dilakukan, tim dari BPCB yang di ketuai Mohammad Junawan, lebih dulu berkoordinasi dengan Purwanto, Lurah Desa Giriroto, Ketua DPC Projo Solo Tego Widati selaku ornas yang melaporkan penemuan situs purbakala kepada dinas terkait, beserta seluruh Muspika, Polsek dan Koramil ( 4/4/2016)
Eskavasi menurut Junawan, akan memakai teknis Test Spit, pengkotakan pada lahan yang di tengarai letak situs purbakala, kemudian di gali untuk menentukan dan meneliti struktur bangunan situs purbaka.
‘ Delapan orang tim arkeolog dari BPCB di bantu oleh penduduk akan bekerja selama empat hari pada proses eskavasi dan penyelamatan ’ Kata Ketua Tim Eskavasi.
‘Di harapkan pada hari Jumat pekan ini, tim sudah bisa menentukan struktur bangunan sekaligus perkiraan era peradabanya.’ Tambah Junawan dalam keteranganya.
Situs purbakala yang di perkirakan berusia ratusan hingga ribuan tahun yang silam ini pertama kali diketahui hanya berupa bongkahan batu kecil, namun setelah di gali rupanya batu tersebut berbentuk kepala kerbau. Meski oleh pihak BPCB batu tersebut di nilai bukanlah sebuah peninggalan purbakala, namun dari bentuk kepala kerbau, warga lantas menamai tempat di temukanya situs purbakala dengan nama situs watu kebo ( kepala Kerbau ).
Setelah penemuan awal tersebut, kemudian berlanjut dengan penemuan penemuan lainya seperti penemuan batu bata merah jaman kuna, batu wayang, lingga yoni dan dua buah arca penjaga candi.
‘Selain dua buah arca penjaga candi, terdapat juga batu lobang yang biasa di letakan di pintu candi’ Terang Junawan.
Dua benda ini paling tidak sebagai data awal adanya struktur bangunan candi, namun untuk menentukan kejelasanya secara ilmiah, tetap harus menunggu sampai selesainya proses eskavasi.
Karena menurut ketua tim eskavasi, struktur bangunan candi bisa merupakan bangunan candi, ambang candi atau bangunan lain yang terkait dengan candi itu sendiri. Menilik dari beberapa pondasi kuna yang bisa dilihat secara visual di lahan persawahan setelah di gali oleh warga, menandakan adanya keterkaitan antara satu struktur bangunan dengan bangunan lainya.
‘ Hal ini akan di teliti pada proses eskavasi.’ Terang Junawan, ketua tim eskavasi penelitian dan penyelamatan situs purbakala.
Sebelum proses eskavasi dilakukan warga lebih dulu menggelar selamatan nasi tumpeng ingkung ayam. Tradisi ini menurut Widati, selaku ketua DPC Projo Solo dan pemerhati budaya, sebagai bentuk ungkapan wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan limpahan rahmatNya kepada seluruh warga Desa Griroto, sekaligus memohon keselamatan agar pada proses eskavasi senantiasa di berikan keselamatan dan perlindungan/jk.