Jelang Berakhirnya Sekaten, Kraton Solo Gelar Ritual Jamasan Meriam Pusaka Nyai Setomi

KORANJURI.COM-Setiap tahun bertepatan pada bulan Besar dan Mulud dalam penanggalan Jawa, Kraton Kasunanan Surakarta menggelar tradisi adat jamasan Nyai Setomi bertempat di bangsal sitihinggil Kraton Solo.

“ Tradisi jamasan di lakukan jelang puncak perayaan sekaten yang akan berakhir pada hari Jumat 1 Desember 2017 ‘ Ujar Dipokusuma, selaku pengageng parentah kraton dalam keteranganya

Tradisi jamasan Nyai Setomi di lakukan sebagai ungkapan wujud rasa syukur kraton atas berkah dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa.

Nyai Setomi adalah meriam pusaka milik Kraton yang setiap tahun di jamasi.  Dulunya meriam tersebut merupakan hadiah dari Portugis yang di berikan kepada salah seorang pangeran dari Jakarta semasa pemerintahan Sultan Agung.

Di era Mataram Islam ( 1627), meriam pusaka Nyai Setomi di letakan di atas beteng kraton dan di pergunakan sebagai senjata pelindung kerajaan dari serangan musuh.  Di era Kasunanan Surakarta, meriam Nyai Setomi kemudian di letakan di sitihinggil dan ditutup dengan bethek ( pagar dari bambu ) oleh Paku Buwono IV.

Sebelum prosesi jamasan di lakukan, abdi dalem kraton lebih dulu  menggelar doa keselamatan dan wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pada upacara tersebut di sajikan uba rampe sesaji diantaranya, nasi gurih tumpeng , jajan pasar , bekakak, bunga setaman dan sesaji sesaji lainya.

‘ Setelah doa selesai di lakukan, barulah abdi dalem kraton mengawali jamasan yang di mulai dari bangunan cungkup meriam, kain langse dan meriam pusaka yang ada di dalamnya‘ Terang Dipokusuma

Selama prosesi jamasan, meriam pusaka Nyai Setomi di tutupi kain penutup agar tidak terlihat oleh umum. Hal ini dilakukan untuk menjaga tradisi lama  raja raja jaman dahulu, agar musuh tidak bisa melihat senjata perang andalan kerajaan. / Jk

 

Please follow and like us:
0
Spread the love
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

soloraya koranjuri

FREE
VIEW