KORANJURI.COM – Usai menggelar aksi solidaritas menolak segala bentuk radikalisme dan terorisme Senin siang ( 11/7) di bundaran Gladag, BRMH Kusuma Putra, S.H, M.H selaku koordinator aksi, menyerahkan empat pernyataan sikap kepada Kapolresta Surakarta, Kombes A.Lutfhi.
Empat pernyataan sikap tersebut diantaranya mengutuk dengan tegas segala bentuk aksi radikalisme dan terorisme. Aksi radikalisme dan terorisme adalah perbuatan biadab dan tidak di ajarkan oleh agama manapun di muka bumi. Masyarakat se Soloraya siap melawan segala bentuk aksi radikalisme dan terorisme di Soloraya. Mendukung sepenuhnya kepada negara untuk menindak tegas segala bentuk aksi radikalisme dan terorisme.
Dalam pernyataan sikap yang di tanda tangani para perwakilan gabungan ormas se Soloraya di antaranya, Banser, Satgas MTA, SH teratai, Senkom, Pramuka, Pemuda Pancasila, Front Pembela Pancasila dan gabungan LSM se Soloraya di terima langsung oleh Kapolresta Surakarta yang di dampingi Wakapolres Surakarta.
Aksi solidaritas menolak segala bentuk radikalisme dan terorisme di lakukan dalam rangka keprihatinan atas tragedi bom bunuh diri yang terjadi di Mapolresta Surakarta jelang perayaan Idul Fitri 1437 H.
‘ selain sebagai bentuk dukungan kepada negara untuk menindak tegas aksi terorisme, juga sebagai pesan moral bahwa kota Solo aman, damai dan tenteram.’ Tegas Kusuma dalam orasinya di bundaran Gladak.
Ditambahkan Kusuma, terorisme adalah kejahatan kemanusian yang tidak bisa di benarkan dari sudut pandang manapun. Ironisnya menurut Kusuma, masih ada kelompok radikalisme dan terorisme yang menjadikan agama sebagai landasan utama pembenar dalam setiap aksi terorisme.
Padahal bagi Kusuma, agama adalah lambang kesucian dan kedamaian umat manusia.
Untuk itu dalam seruanya, masyarakat harus bersama sama melawan segala bentuk terorisme. Pesan teror yang di sampaikan oleh terorisme harus di lawan dan di patahkan dengan semangat nasionalisme, persatuan, dan kebhinekaan, pungkasnya / jk
