KORANJURI.COM – Maraknya para pekerja migran yang datang ke Indonesia hingga ratusan ribu orang dalam beberapa bulan terakhir ini, akhirnya tak kuasa menuai kontra dan kritikan. Kebijakan Pemeritahan yang mengijinkan para investor mempekerjakan pekerja dari negara asal, dinilai oleh banyak kalangan adalah sebuah kebijakan yang keliru.
Karena dipandang akan menimbulkan masalah kelak di kemudian hari, utamanya para pekerja migran yang datang dari negara China.
Tak dipungkiri, sidak yang di lakukan anggota DPR RI di beberapa daerah di Indonesia telah menemukan pabrik pabrik yang di dalamnya banyak di isi para pekerja migran asal negara China. Ironisnya, didalam pabrik banyak aksara yang di tulis dengan huruf china, bukan aksara Latin Indonesia perwujudan rasa nasionalisme.
Sebelumnya kebijakan itu memang sengaja di buat oleh Pemerintah, dengan tujuan menarik minat para investor datang ke Indonesia seiring dengan berlakunya Masyarakat Ekonomi Asia ( MEA ). Akan tetapi banyak masalah yang timbul dari kebijakan ini, seperti masuknya beberapa pekerja migran asal China ke kawasan maximun securiti di bandara International.
‘Jika kebijakan seperti ini tetap terus di terapkan, maka rakyat Indonesia kelak dimungkinkan bisa menjadi tamu di negaranya sendiri. Oleh sebab itu dengan tegas FPP meminta kebijakan tersebut di kaji ulang , kalau perlu di batalkan’ Tegas Kusuma, Presiden Front Pembela Pancasila ( FPP ) dalam pernyataanya, menyikapi maraknya eksodus pekerja migran asal negara China ke Indonesia
Di tambahkan Kusuma, FPP meminta kepada pemerintah agar menerapkan peraturan yang ketat bagi para pekerja migran yang datang di Indonesia, agar jangan sampai NKRI menjadi negara China ke dua.
FPP mensinyalir banyak warga negara China yang menyamar sebagai turis, tetapi sebenarnya mereka bekerja dan mencari lapangan pekerjaan di Indonesia. Modus seperti ini marak di jumpai pada saat mereka terjaring rasia oleh pihak imigrasi.
‘ Di tahun 2016 saja jumlah mereka mencapai 36ribu orang yang datang dari negara China. Delapan puluh persen menggunakan visa wisatawan ‘ Ungkap Presiden FPP
Kebijakan bebas visa yang di terapkan pemerintah dianggap Kusuma menjadi bumerang bagi bangsa ini.
Kusuma mengungkapkan, jumlah warga negara China yang datang ke Indonesia untuk saat ini sama dengan jumlah seluruh warga negara asing yang berada di Indonesia. Jika hal ini tidak di sikapi dan di waspadai oleh pemerintah, kelak akan banyak masalah yang di timbulkan.
Kekhawatiran yang di ungkapkan oleh Kusuma bukan tanpa alasan, pasalnya rasa nasionalisme dan kecintaanya kepada NKRI menjadi alasan Ormas Front Pembela Pancasila bersikap. Tak di pungkiri sebagai negara yang kaya dan makmur dengan berbagai sumber alam yang melimpah ruah , banyak negara asing yang mengincar Indonesia.
‘ Pemerintah harus mewaspadai dampak dari kebijakan yang dibuat, seperti lahirnya faham komunisme, kesenjangan sosial dan dampak lain dari masuknya ribuan pekerja migran asal China’ Ujarnya menandaskan.
‘ Masih banyak kebijakan yang bisa diambil untuk menarik investor datang ke Indonesia, seperti membangun sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, bukan mendatangkan investor dan pekerjanya sekaligus’ Kata Kusuma menyesalkan
FPP memperkirakan tahun 2016 ini para pekerja asal negara China yang datang ke Indonesia mencapai kurang lebih lima puluh ribu orang. Pemerintah harus mewaspadai dan berhati hati dengan lemahnya sistem di Indonesia. karena para pekerja tersebut tidak hanya rakyat biasa, tetapi bisa juga intelijen yang di susupkan untuk menggali informasi penting yang ada di Indonesia/ Jk