KORANJURI.COM – Kirab Barongsai dan Liong di sepanjang jalan protokol pada hari Senin ( 21/2) siang saat perayaan Cap Go Meh, menjadi satu rangkaian budaya perayaan Solo Imlek tahun 2016. Kirab yang di awali dari dua tempat, Klenteng Tien Kok Sie Pasar Gede dan Klenteng Coyudan Solo bertujuan untuk membersihkan kota Solo dari energi negatif, sekaligus menutup perayaan Imlek 2016.
‘ Diharapkan dengan adanya kirab Barongsai dan Liong, Kota Solo di jauhkan dari segala marabahaya, pagebluk, selalu terjaga kententraman dan kebersamaanya’ Terang Martono, Ketua Panitia Imlek 2016 di Kota Solo
Konon menurut legenda, Boneka Barongsai bermula di jaman dinasti Chin pada abad ke III sebelum masehi, dan mulai populer pada zaman dinasti Nan Bei ( 420 M– 589 M) . Boneka yang berbentuk tiruan binatang singa tersebut dahulu kala di pakai oleh raja Song Wen yang kewalahan menghadapi serangan pasukan gajah dari negeri Lin Yin. Karena berhasil mengusir pasukan gajah, sejak itu Barongsai mulai populer.
“Seiring dengan berkembangnya peradaban jaman, Boneka barongsai kemudian di pakai untuk memeriahkan sebuah upacara budaya dan simbol untuk menetralisir energi aura negatif’ Pungkasnya/jk