KORANJURI.COM – Setelah di lakukan eskavasi oleh tim dari Balai Pelestari Benda Cagar Budaya Prambanan Jawa Tengah selama empat hari, tim yang di ketuai Mohammad Junawan belum bisa memastikan secara rinci era situs Boyolali atau yang lebih di kenal dengan nama situs watu kebo.
Menurut prakiraan sementara, situs Boyolali merupakan peninggalan sejarah abad ke 9 -10 M. Perkiraan ini berdasarkan beberapa temuan awal berupa dua buah arca penjaga candi Mahakala dan Nandiswara, batu lobang yang biasa di letakan di pintu candi, serta struktur bangunan candi yang di perkirakan berukuran 5 x 5 meter persegi.
‘ Ketinggian candi diperkirakan setinggi lima belas meter’ Terang Junawan
Struktur bangunan candi yang berpondasi batu bata merah memang sudah ada antara abad ke 9 hingga abad ke 10M. Karena batu bata merah menurut ketua tim eskavasi, memiliki empat unsur anasir api, tanah, air dan angin yang biasa di pakai sebagai pondasi sebuah bangunan suci.
Pada eskavasi yang di lakukan sejak tanggal 4 hingga7 April 2016, tim dari BPCB kembali menemukan satu lagi arca penjaga candi Mahakala di tanah kas negara Desa Giriroto, Sawahan Boyolali.
Sementara itu menurut Purwanto, lurah Desa Giriroto mengatakan, arca temuan terakhir pada saat eskavasi, saat ini di simpan oleh pemerintah desa. Sedangkan dua buah arca lain yang tengah di teliti oleh BPCB Prambanan di harapkan oleh Purwanto, bisa segera di kembalikan ke pemerintah desa. Alasanya menurut Purwanto, dua arca tersebut nantinya akan di jadikan satu dengan arca temuan yang baru.
‘ Selain itu, warga yang ingin melihat situs purbakala di Desa Giriroto tidak kecele karena arca tersebut berada di Prambanan’. Terang Purwanto
Kedepan, lurah Giriroto akan mengembangkan lokasi situs purbakala sebagai daerah pengembangan wisata budaya dan kuliner dengan cara membangun kawasan wisata di lokasi situs dan sekitarnya./ jd