KORANJURI.COM-Gelar budaya Grebeg Sudiro yang diselenggarakan setiap tahun di Kampung Sudiroprajan Jebres Solo, tidak saja mampu mengangkat kampung Sudiroprajan menjadi kampung harmoni budaya, tetapi juga mampu menyatukan keaneka ragaman sosial dalam budaya. Event budaya yang di gelar ke sembilan kalinya tersebut, akan dimulai dari tanggal 28 sampai 31 Januari 2016.
‘Pengembangan potensi budaya dan pariwisata di Kota Solo yang di gagas masyarakat etnis Jawa dan warga keturunan Tionghoa ini menjadi salah satu harmoni budaya kebhinekaan yang ada di Kota Solo.’ Kata Septi mengungkapkan lahirnya budaya Grebeg Sudiro yang di gelar bertepatan dengan perayaan Imlek
Di katakan oleh Septi, Eratnya rasa kebersamaan dan persatuan dalam pluralisme kebhinekaan, akhirnya mampu mensinergikan dua budaya yang berlainan etnik dan kultur menjadi satu kesatuan rasa nasionalisme berbangsa dan bernegara. Alasan inilah yang melatar belakangi di gelarnya Grebeg Sudiro setiap tahun di kampung Sudiroprajan.
‘Setiap tahun Grebeg Sudiro selalu mengangkat tema kebersamaan, seperti dalam tema tahun 2016 ini yang mengangkat tema ‘ Harmoni Dalam Kebhinekaan’. Terang Septi, ketua pelaksana Grebeg Sudiro 2016
Di tambahkan Septi, tahun 2016 ini Grebeg Sudiro memiliki beberapa tujuan yang lebih mendetail . Diantaranya, Grebeg Sudiro di harapkan mampu menjadi wahana interaksi budaya dari berbagai kalangan masyarakat di Surakarta dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Sebagai salah satu kegiatan pelestari budaya di Surakarta, sekaligus menjadi media edukasi budaya yang berakar dari budaya Jawa dan Cina, sehingga bisa melahirkan budaya nasional khas yang ada di Kota Solo.
Dari sisi ekonomi, kata Septi, Grebeg Sudiro di harapkan mampu memutar roda per ekonomian warga masyarakat sekitar, sekaligus men jadi wahana ajang promosi produk produk ekonomi warga kampung Sudiroprajan dan sekitarnya, dengan di gelarnya kirab Grebeg Sudiro yang mengusung jodang makanan produk lokal.
Sedangkan dari segi sosial Septi berharap, Grebeg Sudiro mampu menjadi sarana membangun harmonisasi sosial, menjadi wahana spiritual budaya yang sesuai dengan agama dan kepercayaan masyarakat masing masing, khususnya masyarakat Solo dan sekitarnya.
Kegiatan budaya yang di gelar bersamaan dengan perayaan Imlek ini diantaranya, menggelar ritual umbul mantram dan pagelaran wayang kulit semalam suntuk oleh dalang Ki Joko Susilo, yang mengambil lakon ‘Rama Tambak’. Serta Karnaval budaya Grebeg Sudiro, yang akan mengambil rute mengelilingi Pasar Gede Solo.
Dukungan pemerintah dalam hal ini menurut Septi, melalui pemerintah Kota Solo yang di wakili oleh Dinas Pariwisata Kota Solo, Kementrian Pariwisata memberikan dana pengembangan Grebeg Sudiro sebesar 100juta rupiah. Meski belum sepenuhnya di berikan, tetapi paling tidak bisa membantu pengembangan event wisata di kampung Sudiroprajan. Pada event Grebeg Sudiro 2016 tahun ini, panitia grebeg harus melakukan penyesuaian tempat bagi para tamu undangan. Karena akan di hadiri oleh Gubernur Jawa Tengah dan tujuh Kementrian pada saat pagelaran Grebeg Sudiro.
‘ Direncanakan Iring iringan kirab Grebeg Sudiro akan di lepas oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya’ Pungkas Septi. / Jud