KORANJURI.COM- warga Desa Bendungan, Jatinom Klaten, setahun sekali menggelar ritual merti dusun di sebuah embung tadah hujan sebagai ungkapan wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkah dan karuniaNya kepada warga desa.
Tradisi yang di gelar dengan cara kirab dan pentas seni budaya kata mbah Bima, untuk memeriahkan jalanya tradisi merti dusun.
Di katakan oleh budayawan asal lereng Merapi ini, tradisi merti dusun dengan cara menggelar acara kirab dilakukan baru dua kali, meski setiap tahun warga desa selalu melaksanakan acara merti dusun menggelar pementasan wayang kulit, tetapi khusus untuk kirab dan pentas budaya baru dua kali dilakukan.
Uniknya dalam acara merti dusun tahun ini ujar mbah Bima menambahkan, warga menggelar kirab banyu kendi mengelilingi Desa Bendungan. Banyu yang ada di dalam kendi di ambil dari berbagai sumber mata air yang ada di lereng gunung Merapi.
Selain menggelar kirab banyu kendi, pentas seni budaya di laksanakan di tengah embung tadah hujan. Lokasi pementasan berupa rakit bambu yang bisa di tarik ke tengah tengah embung.
‘ Selain mengelar berbagai pentas budaya adat dan tradisi, warga desa juga mempersembahkan sesaji di pinggir embung sebagai wujud rasa syukur kepada alam semesta’ Ujarnya
Di tambahkan mbah Bima, seluruh biaya pagelaran tradisi di lakukan dengan cara swadaya masyarakat. Semua berasal dalam diri kesadaran mereka masing masing yang berusaha mempertahankan dan melestarikan budaya kearifan local di desanya./ jk