KORANJURI.COM- Banyak orang penasaran ingin mengetahui bagaimanakah sosok Ratu Kidul yang sebenarnya.
Sosok tersebut seringkali di gambarkan dalam bentuk perempuan berbusana ratu yang sangat cantik sekali.
Oleh sebagaian masyarakat adat Jawa, Kanjeng Ratu Kidul diyakini sebagai salah satu danyang tanah Jawa yang menguasai samudera raya
Mitos dan keberadaanya tidak bisa lepas dalam mitologi Jawa pada saat awal berdirinya kerajaan Mataram Islam di tanah Jawa.
Perjanjian perkawinan ghaib antara Kanjeng Ratu Kidul dengan Panembahan Senopati saat mencari wahyu kanarendran ( wahyu raja ) di Kahyangan, Tirtomoyo, akhirnya terus berlanjut turun temurun demi berlangsungnya kejayaan Mataram Islam di tanah Jawa.
Oleh sebab itu, pada setiap upacara adat jumenengan raja raja di tanah Jawa, ada sebuah tarian khusus yang di yakini sebagai gambaran sosok Kanjeng Ratu Kidul dalam balutan busana adat Jawa.
Balutan tersebut ada dalam tari Bedaya Ketawang, tarian sakral yang di anggap sebagai babonnya seni tari yang ada di tanah Jawa.
Tari Bedaya Ketawang konon menggambarkan lemah gemulainya Kanjeng Ratu Kidul pada saat memadu kasih dengan Danang Sutowijya atau Panembahan Senopati yang tergambar dalam gerak tari berdurasi dua jam saat perhelatan jumenengan raja di Kraton Solo.
Lantunan suara gamelan tari Bedaya Ketawang seakan menggambarkan geloranya deburan ombak segara kidul.
Tari Bedaya Ketawang tidak hanya di anggap sakral dan wingit, karena tidak sembarang orang bisa menggelar tarian ini.
Selain sacral, para penari juga harus menjalani laku sengker, tidak boleh keluar kamar selama beberapa malam sebelum menari kanya.
‘ Selama di sengker, para abdi dalem kraton bertugas menjaga di sebuah kamar khusus yang di beri sesaji lengkap ’ Kata Nyi Lurah Wiharni, abdi dalem sesaji Kraton Solo.
Konon setiap kali tari Bedaya Ketawang di gelar, akan tampak sosok lain diantara para penari yang turut menarikan tari Bedaya Ketawang dalam balutan busana adat jawa berwarna hijau.
Sosok tersebut di yakini adalah penguasa laut selatan yang hadir pada saat acara jumenengan raja di Kraton Solo.
Sementara itu di kutip dari Serat Wedapradonggo , tari Bedaya Ketawang di artikan sebagai tarian langit.
Tari ini di percaya memiliki kekuatan ghaib sebagai penolak bala. / Jk